
BLOG PERTAMA aku isi dengan cerita jatuh hati. 2024 , aku sudah menginjak usia cukup matang untuk jatuh hati kepada lawan jenis ku saat ini. Dan masa remaja yang penuh dengan cinta monyet pun sudah ku lewati tanpa merasakan cinta seperti itu, maksudnya aku tidak pernah benar-benar merasa memiliki rasa suka yang penuh kepada laki-laki sampai lulus sekolah. Di masa masa kuliah ini yang kata orang menuju masa pendewasaan, banyak teman-teman usia sebaya ku yang saat ini sudah menikah dan memiliki keseriusan dalam berhubungan dengan seseorang, namun pada ku perasaan seperti itu belum kunjung juga datang, mengingat memori ku terhadap laki-laki tidak terlalu baik, dan aku kehilangan peran serta figur laki-laki terpenting (ayah) dalam hidup, sehingga pernah terpikir untuk tidak akan memiliki hubungan dan tidak ingin menikah, dan ajaib nya pemikiran seperti itu selalu didukung dengan situasi aku selalu menemukan laki-laki yang tidak pernah serius bahkan membuatku banyak merasa bingung dan kurang pantas sehingga aku merasa aku tidak pantas untuk sekedar disukai oleh lawan jenis ku pada usia ku saat ini.
Sampai pada akhirnya aku banyak merasa insecure, banyak berpikir apa ada yang bisa menerima ku dengan penuh lalu berkecil hati kemudian banyak menarik diri dan tidak ingin merespon siapapun yang datang, aku banyak melewatkan laki-laki bahkan hanya untuk sekedar berkenalan saja selalu aku batasi. Dan jika ada laki-laki yang aku iyakan untuk berkenalan, itu berarti pikiran ku kepadanya positif, puncaknya ada pada keberakhiran selalu memendam rasa suka dan jatuh hati itu sendirian jika sudah kenal. Aku merasa jatuh hati itu sesuatu yang tabu, padahal wajar jika aku rasakan sebab usia ku juga sudah cukup untuk merasakannya.
Darisanalah aku berpikir apa yang salah dalam pikiran atau mindset ku, setakut itukah aku pada sebuah hubungan bahkan untuk sekedar memikirkannya saja rasanya terlalu berat, aku takut dikecewakan dan mengecewakan, hanya itu yang selalu aku pikirkan sehingga merasa jatuh hati itu tabu untukku. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan aku mulai berani untuk jatuh hati, walaupun berani ku hanya sebatas berkata didalam hati "aku menyukai laki-laki itu Ya Tuhan" dan berdo'a selepas sholat selalu ku katakan "Tolong jaga dia jika dia untukku, berikan dia untukku, jaga kesehatannya dan panjangkan usianya agar aku bisa bertemu dengannya pada hubungan yang seharusnya (menikah)" .
Kemudian selepas berdo'a seperti itu, sering hilang rasa jatuh hatinya dan digantikan oleh harapan mending menjalani hidup dengan kesendirian, prioritaskan kesuksesan karir untuk kebahagiaan Ibu dulu atau digantikan oleh rasa suka kepada laki-laki baru. Itu seperti Tuhan memberikan jawaban kepada ku bahwa laki-laki itu bukan untukku , itu kenapa aku tidak ingin berpacaran dan darisanalah aku berpikir berpacaran itu tidak cocok untuk perempuan seperti ku yang mudah kehilangan respect bahkan rasa suka kepada laki-laki, bukan hanya karena dalam agama ku itu tidak diperbolehkan. Namun uniknya, ada satu laki-laki yang saat ini aku sukai, usianya jauh lebih matang melebihi usia ku, aku menyukainya karena aku menemukan sisi dia yang berbeda, namun besar rasa takut ku lagi, karena aku tidak cukup setara untuknya. Mungkin untuk yang satu ini aku akan berdoa semoga dia disehatkan saja dan akan ku katakan aku menyukainya, tidak akan ku pinta dia untukku, karena aku takut kehilangan rasa suka dan cinta kepadanya seperti saat aku meminta kepada Tuhan untuk memberikan laki-laki yang ku sukai.
Kesimpulannya, aku akan tetap merahasiakan ini sendirian entah sampai kapan dan sudah bulat akan ku batasi semua peluang untuk dekat dengannya, karena jika dia bukan untukku sepertinya aku akan sangat kecewa melebihi rasa suka kepada laki-laki sebelumnya. Semoga jatuh hati ini berbalas, akan ku serahkan semuanya kepada Tuhan, biar Ia yang merawat rasa ku ini. Kemudian menarik kesimpulan pada Kebahagiaan Ibu yang ku tulis sebelumnya, ternyata kebahagiaan Ibu ku adalah Melihat Putri satu-satunya ini menikah bukan kesuksesan karir atau pendidikan. Saat itu Ibu dengan blak blakkan berkata :
"Mamah akan bahagia dan tenang kalau kamu udah nikah, biar nanti kalau mamah dipanggil duluan, mamah gak khawatir kamu akan hidup gimana, biar ada yang jaga kamu, mengingat selain mamah gak ada yang bisa jaga kamu saat ini, biar kamu ada tempat pulang juga karena Bapak udah gak ada. Dua kakak laki-laki kamu juga udah punya keluarga, pastinya mereka udah lebih fokus ke kehidupan masing-masing,"
Arghh rasanya potek dengar perkataan seperti itu dari mulut orang yang paling berarti buat aku. Dan dengan itu aku berprinsip untuk "kalau bisa menikah, ya ayo langsung saja jangan berpacaran, dan aku akan mau menikah muda jika yang mengajak ku menikah adalah laki-laki itu, gak perlu hajatan mewah, gak perlu dekor puluhan juta, yang penting keluarga inti dan orang terdekat aja bisa makan di hari bahagia kita, biayanya mending buat bikin rumah atau umroh berdua." itu yang akan aku katakan kalau suatu saat diajak menikah, jika aku berani berkata seperti itu berarti itu jatuh hati senyata-nyatanya. Akan ku sayangi pasangan ku nanti dengan penuh sampai akhir.
Komentar
Posting Komentar